10 Krisis Ekonomi yang Membuat Dunia Hancur Lebur

Perekonomian global terus mengalami ketidakpastian atas perang Rusia-Ukraina, yang telah menyebabkan inflasi dan suku bunga tinggi yang telah memicu krisis lainnya. Situasi ini telah menimbulkan masalah baru di dunia, yaitu krisis ekonomi. Selain perang Rusia-Ukraina, ada banyak krisis yang dihadapi dunia dan dampaknya terhadap negara kita.

Situasi ekonomi global saat ini dirundung oleh berbagai ketakutan akan inflasi dan suku bunga yang mengarah pada krisis perbankan yang akan datang, yang tampaknya berdampak buruk bagi kondisi global. Suku bunga tinggi dan ekonomi goyah telah memukul setiap negara tahun ini. Situasi ini telah menimbulkan masalah baru di dunia, yaitu krisis ekonomi. Seperti diketahui, dunia dikejutkan dengan krisis perbankan di Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

Amerika Serikat dilanda ambruknya Silicon Valley Bank (SVB), Silvergate Bank dan Signature Bank, sedangkan Eropa diguncang krisis Credit Suisse. Krisis perbankan terjadi di lingkungan global yang belum pulih dari badai pandemi COVID-19 dan perang Rusia-Ukraina. Namun pada kenyataannya, “wabah” yang mengerikan ini belum pernah terjadi sekali pun, setidaknya telah terjadi beberapa peristiwa krisis yang mengguncang dunia sejak tahun 1930-an.

Deretan Krisis yang Pernah Terjadi, dan Sedang Terjadi di Dunia

Krisis ekonomi Asia, juga dikenal sebagai krisis mata uang, mempersingkat masa jabatan Presiden Suharto selama 32 tahun. Di antara krisis tersebut, krisis ekonomi Asia 1997-1998, krisis subprime mortgage 2007-2009, dan pandemi COVID-19 berdampak signifikan terhadap Indonesia. Sejauh ini, setidaknya ada 5 krisis yang melanda negara ini.

  • Krisis Ekonomi 1965-1967
  • Krisis 1997 -1998
  • Subprime Crisis ( 2007-2009)
  • Pandemi Covid-19
  • Perang Rusia-Ukraina (2022-Tidak Dapat Ditentukan)

Namun jika melihat perekonomian Indonesia secara umum cukup tangguh dan tumbuh baik di tengah ketidakpastian ekonomi global, sementara tingkat inflasi Indonesia masih 5,51% sehingga dinilai lemah dibandingkan negara lain. Namun, pasar saham paling terpukul oleh krisis di negara adidaya, AS, dengan tingkat suku bunga yang tinggi.

Baca Juga: Perhitungan UMP Karyawan Di Tahun 2023 Setiap Provinsi

Namun, Indonesia dipastikan akan terus dilanda perang yang masih jauh dari selesai. Apalagi jika menyangkut energi. Seperti diketahui, Indonesia juga terkena imbasnya sebagai net importir minyak dan gas (migas), meski dampaknya tidak langsung. Oleh karena itu, pemerintah harus menyusun strategi untuk menjamin pasokan energi nasional dalam jangka pendek dan jangka panjang.

Tetapi meskipun ekonomi Indonesia relatif kuat, Indonesia jelas perlu memperhatikan krisis energi yang akan datang, situasi geopolitik, dan tahun politik. Kondisi saat ini perlu diramalkan agar tidak terjadi kelangkaan listrik di Indonesia.